Segelintir Kisah Makam SYEKH MAULANA ABDUL QADIR di Gosong Telaga Aceh Singkil yang Dianggap KERAMAT







Sudah Pernah Dengar Ada makam syekh yang berada di gosong telaga yang dianggap masyarakat sekitar sebagai makam keramat ??

Lokasi makam tersebut berada Tidak berapa jauh dari jembatan yang oleh banyak orang dinamakan Jembatan Pelangi - sekitar 800 meter ke arah pantai,terdapatlah satu makam tua berukuran panjang ( 9 meter). Makam tersebut, menurut tuturan orang-orang tua adalah makam ulama Syekh Maulana Abdul Qadir (ada juga yang menyebut Abdul Jalil),seorang ulama yang berasal dari Timur Tengah.Konon,pada masa khalifah Dinasti Ummayah,Umar bin Abdul Aziz (717-720) sangat gigih mengembangkan ajaran Islam ke pelosok dunia tak terkecuali ke Nusantara.


Hal ini didorong pula dengan terbentuknya jaringan ulama Timur Tengah atau lingkaran Komunitas Jawi (ashab al-jawiyyin),membuat Islam terus dikembangkan dan diperkenalkan ke seluruh penjuru Nusantara.Jajat Burhanuddin Dalam bukunya Ulama dan Kekuasaan halaman 30 mengatakan,pada abad ke-17 hubungan Kerajaan Aceh Darussalam dengan Timur Tengah sangatlah kuat.Kuatnya hubungan ini terbukti dengan dibentuknya sebuah jaringan ulama atau Lingkaran Komunitas Jawi (ashab al-jawiyyin). Dalam jaringan tersebut terdapat Syekh Nuruddin Ar-Raniri (wafat 1608),Syekh Abdurrauf al-Singkili (1615-1693) dan Syekh Yusuf al-Maqassari (1627-1699) yang ketika itu,mereka sedang menuntut ilmu di Mekkah (Azra 1992 dan 2004).

Dalam upaya memperkenalkan dan mengembangkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia terutama ke Nusantara ini,tersebutlah kisah pengiriman 44 orang ulama dari Timur Tengah.Ulama ini ingin berkunjung ke Kerajaan Aceh Darussalam.Ekspedisi 44 orang ulama ini berangkat ke Aceh menaiki perahu layar.Belum sempat sampai ke pusat Kerajaan Aceh Darussalam,malang bagi mereka,di perairan Gosong Telaga,(sekarang termasuk Singkil Utara),perahu yang mereka tumpangi diterpa badai yang menggelegar dan dihempas ombak besar.


Perahu mereka oleng,tenggelam dan beberapa penumpangnya yang terdiri dari ulama wafat.Jasad mereka terdampar di Pantai Gosong Telaga,termasuklah salah satu di antaranya,bernama Syekh Maulana Abdul Qadir ditampat (ada juga yang menyebut Syekh Abdul Jalil).Syekh Abdul Qadir ini oleh rekan-rekannya sesama ulama di makamkan di Pantai Gosong Telaga.Sementara teman mereka yang jasadnya ditemukan di Pulau Panjang,arah Timur Gosong Telaga,dimakamkan di pulau tersebut.Setelah ulama yang selamat melaksanakan fardhu qifayah terhadap Syekh Abdul Qadir dan rekan ulama yang meninggal lainnya,ulama yang selamat melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Aceh Darussalam guna mewujudkan misi mereka.


Adanya makam sekaligus nama dan kisah ulama yang wafat di Pantai Gosong Telaga ini,diperoleh masyarakat dari tuturan seorang musafir,belum diketahui siapa namanya,mendatangi Gosong Telaga sekitar tahun 1840,ketika Singkil itu telah berada di bawah kekuasaan Pemerintah Belanda.Sesampai di Gosong Telaga,ia bercerita tentang adanya makam ulama di Pantai Gosong Telaga.Tuturan musafir tersebut,diucapkan ulang oleh salah seorang tokoh masyarakat Gosong Telaga, Tgk. Mustawi,kepada penulis (tahun 2000).Ketika itu,kata Tgk. Mustawi,sang musafir menceritakan kepada masyarakat,bahwa di bibir Pantai Gosong Telaga terdapat sebuah makam ulama Syekh Maulana Abdul Qadir.Panjang kuburan itu sekitar sembilan meter.


Ulama ini berasal dari Negara Timur Tengah mau menuju pusat Kerajaan Aceh Darussalam.Karena perahu yang mereka tumpangi tenggelam diterpa badai dan dihantam ombak besar.Beberapa orang dari ulama itu terdampar dan wafat di sana dan dimakamkan di Pantai Gosong Telaga.Lebih lanjut Tgk. Mustawi menuturkan,setelah musafir tadi,menceritakan riwayat makam ulama,tokoh-tokoh masyarakat Gosong Telaga pergi membuktikan ucapan sang musafir.

Ternyata benar, di bibir Pantai Gosong Telaga terdapat sebuah pusara.Tidak jauh dari pusara,terdapat sebatang pohon besar.Pada kulit pohon tersebut,terdapat ukiran tulisan berbahasa Arab-Turki.Tulisan ini, kemudian diteliti dan dibaca oleh Faqih Yahya,seorang ulama Gosong Telaga.Setelah dibaca lantas diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.Dari terjemahan tulisan itulah terbuka tabir, bahwa ulama yang dimakamkan di Pantai Gosong Telaga itu,adalah ulama yang berasal dari Timur Tengah.


Kedatanganya untuk suatu misi ke Kerajaan Aceh Darussalam.Lantas cerita itu,berkembang dari mulut ke mulut hingga sekarang.Sejauh mana kebenaran kisah itu perlu diungkap melalui penelitian mendalam.Bagi masyarakat Gosong Telaga khususnya,makam ulama itu,fakta sejarah yang benar adanya Bukti sejarah itu pulalah yang berkaitan erat dengan kisah perkampungan Gosong Telaga. Karena nama Gosong Telaga diambil dan ditambalkan dari “kisah misteri” sang ulama yang wafat.

Dengan adanya penjelasan bahwa makam di Gosong Telaga itu adalah ulama yang berasal dari Timur Tengah.Kemudian pada makam itu,banyak pula terdapat keajaiban-keajaiban,maka masyarakat Gosong Telaga mengeramat makam ulama Syekh Abdul Qadir.

Karena itu,setiap Jumat,paling tidak sekali setahun ( saat Lebaran Idul Fitri) masyarakat berbondong-bondong datang ke pemakaman.Tujuan mereka ke pemakaman,ingin berziarah.Ada yang mencari berkah dengan bertawassul,bermohon pada Allah SWT melalui perantara Syekh Abdul Qadir agar cepat memperoleh jodoh,memperoleh anak,bermohon agar menjadi orang kaya dan memperoleh jabatan “tinggi”.

Ada juga yang sekadar membaca Surat Yasin dan ayat-ayat tayyibah lainnya.Ada juga yang cuma mandi-mandi di sumur atau telaga dengan niat supaya dihilangkan penyakit dari tubuh.Dan ada juga yang melepas nazar.Pokoknya,berbagai tingkah pengunjung.Entah keinginan itu terpenuhi,tak tahulah kita.Yang jelas menurut Eickelman (seperti ditulis Mas’ud 1990 :44-45 ),ziarah kubur ini adalah gerakan spiritual yang bertujuan untuk memperbaruhi dan memperbaiki kesadaran dan pemahaman agama seseorang.

Bagi penziarah,kubur sudah dipandang sebagai sebuah proses pencarian berkah ulama,karena berkah ulama adalah obat penyembuh yang ampuh bagi berbagai “penyakit”.Keajaiban lain,di tempat keramat itu tersedia nasi,minuman dan makanan lezat lainnya serta perkakas makan.Apabila ada musafir yang haus dan lapar bisa singgah dan “membunuh” rasa dahaga dan laparnya di sini.Makanan yang tersedia itu tidak pernah kekurangan,apalagi habis.Siapa saja yang datang dan mau menikmati makanan selalu tersedia dan cukup.

Namun karena ada orang yang melanggar “pantangan” yaitu membuang makanan dan mengambil perlengkapan makan.Keajaiban tadi lenyap.Sekarang,tidak pernah ada lagi makanan dan minuman. Tetapi yang jelas,orang tetap saja datang berbondong-bondong berziarah ke sana.Sekarang,saat-saat tertentu,masyarakat sering melihat cahaya terang yang membumbung ke atas yang bersumber dari pemakaman.Dan saat-saat lain masyarakat acap pula mendengar suara gemuruh atau dentuman dari tempat pemakaman.Kalau ada suara demikian menandakan Gosong Telaga akan mendapat rezeki laut.

Apabila ada keributan atau berjangkit penyakit menular,masyarakat mendatangi makam Syekh Abdul Qadir,kemudian di sana mereka membaca al-Quran khususnya Surat Yasin dan kalimat tayyibah lainnya serta bertawassul,masyarakat Gosong Telaga akan terhindar dari keributan dan penyakit menular itu.

Di pemakaman sekarang,juga dijaga oleh harimau dan buaya.Harimau berjalan pincang, karena kaki kanannya pendek dan kecil sebelah.Sementara buaya berekor puntung.Sewaktu-waktu kedua hewan predator ini,acap menampakkan diri pada manusia.Secara kasat mata dan fakta yang ada,tanah di pemakaman atau di atas jasad ulama Timur Tengah ini,bukanlah tanah pasir biasa.Tetapi tanah pasir yang bercampur dengan serbuk batu karang yang bewarna ke kuning-kuningan seperti layaknya serbuk tanah gunung kapur.



Batu nisan makam pun bukan batu air dan bukan pula batu gunung atau batu yang berukir,melainkan batu karang yang sudah membentuk motif kupiah ala Timur Tengah yang terbentuk secara alamiah.Kalau penziarah yang mengunjungi pusara Syekh Abdul Qadir,terlebih dulu memasuki kemukiman Gosong Telaga,tepat di Kampung Gosong Telaga Selatan.Lalu menaiki dan menempuh jembatan pelangi.

Lantas berjalan menyelusuri jalan setapak sepanjang 800 meter,sampailah ke lokasi makam.Kalau mau,bisa juga menaiki sepeda motor dengan jalan memutar dari pantai tempat wisata Pantai Cemarah Indah Gosong Telaga,jaraknya hanya sejauh enam kilometer.



source : sadri ondang

Komentar

  1. Alhamdulilah saya sudah pernah ke makam sekh abdul qadir di gosong telaga indah🥰

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH PANJANG SEBELUM PENETAPAN NAMA MENJADI SUBULUSSALAM

TOKOH PANUTAN MASYARAKAT ACEH SINGKIL dan SUBULUSSALAM

ADAT PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT SINGKIL DAN KOTA SUBULUSSALAN

Begini SEJARAH PULAU BANYAK ( ACEH SINGKIL )

GAMBARAN UMUM KOTA SUBULUSSALAM

kisah SRIKANDI ( SITI AMBIA ) SINGKIL yang MENAKLUKKAN BELANDA

SIMPANG KIRI dan SIMPANG KANAN Sebagai Wilayah ADMINISTRATIF Era Pemerintahan HINDIA BELANDA

BENTENG KOLONIAL BELANDA SEWAKTU di ACEH SINGKIL ( Tempoe Doeloe )

Derita Kerajaan Singkil Era Penjajahan Belanda dan Jepang