Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 2, 2018

SINGKIL DAHULU Diperebutkan Oleh Kolonial BELANDA, INGGRIS, EROPA, Dan KESULTANAN ACEH ??

Pada ababd XVII kekuasaan VOC makin kokoh dan keuntungannya semakin besar. Keuntungan yang besar ini diperoleh karena raja-raja di Indonesia akhirnya harus menyerahkan hasil-hasil tanaman dalam bentuk sumbangan paksa (verplichte leverantien).Di samping itu masih ada contingenten, upeti-upeti dalam bentuk barang dagangan tanpa pengganti dari VOC. Keserakahan dan nafsu mencari untung sebesar-besarnya yang dilakukan oleh VOC Belanda menimbulkan konflik dengan para penguasa daerah yang dirugikan. Perlawanan-perlawanan pun akhirnya tidak dapat dihindari sehingga terjadilah pertempuran, walaupun perlawanan-perlawanan itu akhirnya dapat ditumpas. Belanda berusaha memperluas daerah pengaruh kekuasaannya di pulau Sumatera. Kepala-kepala daerah diminta untuk bekerja sama dengan Belanda dan hanya dibolehkan berdagang dengan Belanda. Bagi para penguasa daerah yang menentang, akan ditundukkan dengan kekerasan. Setelah Belanda berhasil menguasai Bengkulu, Riau, Padang dan sebagian Sumatera Uta

BENTENG KOLONIAL BELANDA SEWAKTU di ACEH SINGKIL ( Tempoe Doeloe )

Gambar
TAK BISA DIBANTAH, Singkil adalah “kotanya” ulama. Ulama-ulama yang tersohor di Aceh, berasal dari Singkil. Sebut saja diantaranya, Ali Fansuri, Syekh Hamzah Fansuri, dan  Syekh Abdurauf al-Singkili.Ada juga ulama-ulama yang sengaja datang ke Singkil dari daerah lain. Seperti, Abuya Syekh Jalaluddin Padang Ganting, Abuya Syekh M. Aun, H. Abdul Malik (Imam Pulo Pinang).Termasuk juga, H. Umar, Abuya Tengku Syekh H Zamzami Syam dan sejumlah ulama lainnya. Ulama-ulama ini  kemudian  menetap, menjadi alim, dan mengajar di Singkil. Bahkan, meninggal jasad mereka di makamkan di Singkil.Hebatnya, segala biaya hidup ulama ini, sejak akomodasi dan konsumsi ditanggung sepenuhnya oleh masyarakat Singkil.Ada dengan cara, mengutip beras, dari rumah ke rumah. Ada juga, sedekah dari orang-orang berpunya. - Membangun Masjid Karena Singkil berjuluk kotanya ulama ditambah pula perkembangan Islam sangat pesat di sana. Tak mengherankan, kalau ketersedian masjid, menjadi prioritas uta